Keseharian dan kedirian

Sehari- hari seakan menjadi tak berguna sama sekali, begitulah perasaanku. Aku selalu merasa teralienasi dalam bidang yang hanya bergelut dengan buku-buku,itu tok. Bekerja di sebuah penerbitan buku yang sebenarnya sifatnya independen. Apa atinya? Di penerbitan itu kami tidak mencari keuntungan yang sebesar-besanya layaknya penerbitan buku mapan lainnya, akan tetapi cenderung pada buku-buku yang diterbitkan itu dapat membawa kemanfaatan yang baik bagi masyarakat. Buku-buku yang memang kurang laku di pasaran.

Meski begitu,dengan hanya berdasarkan hal itu saja, kami terus saja menjalaninya secara optimis.Life must go on,seperti itulah hari-hari yang kami lalui bersama di sini. Penerbitan ini memang unik, bukan karena sifatnya yang independen tadi, melainkan karena ia juga merupakan sebuah lembaga riset terutama sejarah yang sering terlupakan pada pelajaran sejarah -sejarah formal di Indonesia selama ini. Aku sendiri disini hanya betugas sebagai pemeriksa aksara dalam penerbitan ini. Awalnya, memang aku menyukainya, cocok pikirku dalam hati.

Seiring berjalannya waktu dengan berbagai kompleksitas persoalan didalamnya-aku merasai dalam diri ini kebosanan dan kemonotonan hidupku yang begini-begini saja, tak ada perubahan, baik soal gaji maupun soal peningkatan karir, dan lain sebagainya. Segalanya serasa hampa, bagiku. Apa yang perlu kulakukan dan harus dinyatakan untuk memeroleh sebuah peningkatan dan kemajuan diri kalau sudah begini adanya. Mensyukuri hidupku saat ini telah kucoba lakukan semampuku, akan tetapi haruskah terus begini hidupku. Itulah pertanyaan besar dalam hatiku.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.