PENGHIBUR HATI DAN KETERAMPILAN HATI

Aku adalah seorang Pemuda yang memiliki perasaan yang cukup peka terhadap seni. Hanya saja dalam rasa memiliki itu, rasa yang bersentuhan dengan suara hati yang cukup baik itu, aku tidak bersinggungan dengan isme –isme ada seperti dalam seni pada umumnya. Aku tidak tahu apakah ini yang disebut sebagai seniman atau orang yang hidupnya nyeni. Bagiku yang ada adalah semua mengalir begitu saja, apa adanya, spontanitas tanpa dibuat-buat atau bahkan diciptakan untuk disebut seni, itulah kurang lebih kedirianku kini.

Contoh kongkrit untuk melihat diriku ini adalah ketika aku bernyanyi melantunkan sebuah lagu yang sesuai dengan suasana hatiku. Aku tidak akan ragu-ragu untuk mendendangkan setiap lagu yang ada sesuai keinginanku meskipun sebetulnya suaraku tidak terlalu bagus kedengarannya layaknya penyanyi profesional yang memiliki suara tinggi, konsisten, memahami kapan suara bisa naik, kapan harus agak dikurangi,kapan harus turun, dan ketika suara akan turun dapat bersamaan pula dengan nafas yang teratur.




Aku merasa bahwa jika aku bernyanyi aku akan berusaha mengeluarkan suara terbaik yang kumiliki dan berusaha menghibur siapa saja yang mendengarkan suaraku itu. suara hati demikian aku selalu menyebutnya kepada setiap pendengar yang mendengarkan nyanyianku. Dan setelah aku bernyanyi aku selalu akan merasa terpuaskan, lega rasanya setelah bernyanyi nyanyian suara hati itu, the song of the soul istilah kerennya.

Itu untuk bagian pertama dari judul ceritaku diatas. Lalu bagaimana dengan keterampilan hati. Apa pula maksud dari keterampilan hati ini?. Ini adalah gaya bahasaku atau istilahku untuk menyebutkan apa yang bisa menjadi jaminanku bahwa kelak aku akan menjalani kehidupan sebagai seorang penulis(sekarang belum) kalau tidak memiliki keterampilan apapun itu jenisnya, untuk dapat mencukupi segala macam kebutuhanku terutama buku apalagi aku hanya seorang perantau. Kalau tidak sedari sekarang memulai keterampilan menulis ini, bagaimana masa depanku selanjutnya diperantauan ini? Mengenai seluk-belukku dalam menulis ini aku pernah membuat catatan tersendiri juga bagaimana perjalanan hidupku memang tidak lepas daripada bidang tulis-menulis ini.

Dalam hal ini, melalui tulisan ini, aku hanya akan bercerita bahwa sejak kecil aku selalu suka menulis dan mencatat apapun terutama mengenai hal –hal yang menurutku penting biasanya pengetahuan umum atau sesuatu yang mendalam dan menarik hatiku maka pasti aku akan menulis. entah kenapa ketika aku tidak menuliskan sesuatu yang penting itu aku merasa bahwa diriku akan merugi jika tidak menuliskan sesuatu yang penting dan menarik itu. Selalu bayangan menulis itu harus,harus, dan harus dituliskan, begitu dalam hatiku ketika merenung sendiri. Begitulah hingga beranjak dewasa aku mencatat apapun yang penting terutama sesuai dengan bidangku ilmu pemerintahan, politik, pada saat aku aktif kuliah di kampus dan tentang budaya dan sastra menjelang akhir perkuliahan setelah aku selesai PKL yang agak berbeda(dalam artian biasanya di instansi-instansi pemerintah) karena modelnya semi KKN(kantor-kantor desa), Aku PKL tahun 2005 tepatnya 1 Februari, di desa Merak Batin,Natar, Lamsel. Begitulah seiring berjalannya waktu semua hal itu kutuliskan dengan tidak berkonsep, apa adanya, semua mengalir karena pikiranku yang terus menerus seperti itu. Hal itu terus kugeluti hingga sekarang setidaknya tulisan itu untuk koleksi pribadiku sendiri. Entah menarik atau tidak, itu soal lain, yang pasti adalah aku harus menuliskannya apapun yang terjadi.

Itulah sekilas diriku yang memang sudah akrab sejak kecil dengan dunia tulis-menulis. Kekuranganku adalah aku selalu merasa santai sejak aku tahu bahwa hanya menulislah keterampilanku sehingga menulis yang sudah sejak kecil kujalani tapi belum kumaknai itu, menjadi biasa-biasa saja bagiku. Aku harus melatih segala rasa, batin, pikiran dalam menulis. Aku baru belajar memulai. Masih banyak hal yang akan kuhadapi dan kulalui dalam kehidupanku di masa mendatang. Apalagi ini adalah keterampilan hati yang memang sudah sepatutnya aku hargai dan aku perjuangkan agar kelak diriku lebih semangat untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan keinginan diri. Namanya saja keterampilan tentu perlu diasah, perlu terus dilatih agar ia semakin mahir dan ahli atau pakar dalam bidangnya. Keterampilan yang tidak diasah atau tidak dilatih maka sifatnya biasa-biasa saja. Keterampilan yang tidak dikembangkan maka ia akan stagnan,diam ditempat, menjalani apa adanya. Tidak akan mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih. Keterampilan jangan diartikan secara sempit, tapi perlu dimaknai secara luas adanya. Keterampilan, apalagi keterampilan hati, sangat menarik tentunya bila seiring sejalan dengan mengikuti kemajuan teknologi dan informasi yang amat cepat berjalan saat ini.


Wandi Barboy Silaban
Di Patehan Wetan no.3 alun-alun kidul
21 Februari 2009

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.