*Othak-athik Basa Jawa*

Berikut ini adalah sedikit otak atik bahasa jawa yang kudapatkan dari buku Joko Piyono Kawruh Pepak Basa Jawa Anyar terbitan pustaka mandiri Surakarta. Catatan ini bukan bermaksud merendahkan orang Jawa. Hanya sedikit "ide nakal" yang terlintas di kepala untuk mengutak atik bahasa Jawa dengan berfantasi sekaligus merasai sebebas-bebasnya kehebatan dan dampak bahasa Jawa bagiku. hanya beberapa kata saja yang kupilih. Mohon maaf bila tak berkenan. Tabik.




Ngoko
Kromo Kromo Inggil
endhas sirah mustaka
bener leres kasinggihan
dhuwit(duit) arta, yatra
duwe gadhah kagungan lara sakit gerah
mlaku mlampah tindak
ngarep ngajeng ngarsa


endas adalah kepala. didalam kepala ada tersimpan pikiran. pikiran digunakan untuk membacai atau memustakai segala hal. setiap pikiran dan perasaan kita itu semuanya tersimpan di kepala.

bener adalah benar, baik. selaras antara hati dan pikiran. inggih, (Jogja:enjih) kata unggah-ungguh(sopan-santun) bahasa jawa untuk mengiyakan setiap kebenaran. kemudian kebenaran diusahakan oleh kalangan tertua atau terhormat untuk disistematisasikan scra bahasa bhw rata-rata orang jawa yang selalu "nggih" dan nrimo (menerima apa adanya saja) itu adalah orang yang benar. lama kelamaan seiring berjalannya waktu kata-kata itu menciptakan suatu keadaan "kasinggihan"atau benar yang tersistem.

dhuwit(duit, uang) harta disingkat arta menghilangkan huruf"h"nya. Yatra jarang terdengar tampaknya untuk menghaluskan kata arta.

aku termasuk orang yang senang mlaku(berjalan). dalam berjalan itu tentu ada laku atau perbuatan yang kita lakukan dari dalam diri. mlampah mungkin saja ketika diucapkan sering terdengar seperti langkah atau melangkah. dari segalanya tentu ada penegasannya yaitu bertindak. tindak atau laku yang harus untuk bergerak


lara atau loro artinya sakit. kata2 seperti "lara hati" sering terdengar dalam ungkapan (hati yang lara atau pada kalimat " duka lara") semuanya merujuk dengan tekanan bahwa ia mengalami suatu kesakitan dalam dirinya. ia gerah dengan semua keadaannya artinya ia tak puas dengan keadaan dirinya sendiri.

duwe artinya punya atau memiliki. gadhah (kromonya) itu merujuk dengan kata "ada". penghalusan dari ada yang tidak sombong atau ada yang rendah hati. gadhah bila diucapkan terdengar gak ada atau tak ada walaupun faktanya ada. Tampaknya beginilah gambaran orang jawa aslinya. kagungan merujuk pada keagungannya orang Jawa atau kebesaran hati orang jawa.

ngarep artinya mau, kemauan. sebuah harapan yang diinginkan (ngarep gampangnya harap). intinya adalah rasa menggunakan rasa, begitulah orang Jawa. selalu merasai "ngarsa" atau "ngarso". kemauannya itu menggunakan rasa. kemauan kemudian dilanjutkan dengan bertindak atas dasar rasa

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.