Buku yang menyejarah

Sekawanan pemuda tampak mengakrabi kehidupan yang dinikmatinya dalam suatu proses pergulatan dan pergelutan dengan buku yang panjang dan melelahkan. Dari buku, oleh buku, dan untuk buku, mereka semua terus menghidupi dirinya. Dan judul blog ini PERANTAU DAN BUKUNYA pun menggambarkan lebih kurang kecenderungan yang serupa. Pada catatan ini perantau ingin menyebutnya sebagai buku yang menyejarah.

Buku disini boleh diibaratkan sebagai pribadi orang atau karakter yang melekat dalam diri seseorang. Mereka semua dipersatukan oleh buku dan hanya karena kecintaan yang sama dengan buku ; membaca untuk kemudian menuliskannya kembali berdasarkan pada pembacaan mereka dipadukan dengan daya cerap imajinasi dan daya serap pikiran serta pengetahuan yang didapatkan.



Pemuda-pemuda itu tampaknya tak terkesan dengan segala hal yang berbau formalitas. Mereka adalah sosok para pemuda yang mencari kebenaran dan keadilan dari luar kekuasaan formal yang membelenggu. Mereka itu amat militan sekaligus mampu berdikari. Meskipun keadaan membikin diri mereka kepayahan dan kewalahan tapi mereka tetap tegak berdiri maju terus pantang mundur.

Buku-buku itu sudah membuktikan dirinya dihadapan mahkamah sejarah kehidupan. Mereka terus saja bergerak dan maju capai segala yang mereka mampu.

Dari buku-buku yang menyejarah itu, ada yang sudah mencapai puncaknya di negerinya dengan menorehkan sejarahnya - sejarah kelam negeri ini hingga ke akar-akarnya terutama seputar peristiwa Gestapu yang tak kunjung usai itu. Buku-bukunya itu harus masuk dalam daftar buku-buku yang dilarang oleh Kejaksaan Agung. Barangkali, buku inilah yang paling menjulang bagai api yang menyala-nyala akan melalap segala apa yang ada di sekitarnya. Pada catatan ini sebutlah buku radikal buku macam begitu.

Selanjutnya ada lagi buku yang menyegarkan dengan bahasa yang nyastra setinggi langit tapi belum lagi menghasilkan suatu karya nyata yang menggugah dan menghentakkan publik. Tapi buku ini punya peminatnya sendiri yang tak bisa dibilang sedikit. Buku ini memang menarik hati dari penampilannya dan buku ini juga cukup baik untuk dibaca oleh insan-insan jurnalistik dan insan pers negeri ini. Kemenangan buku ini adalah buku ini akan selalu mengikuti informasi terkini dan terpopuler, sehingga amat tepatlah sekiranya ditujukan bagi kalangan pers juga para penikmat sastra dan selingkungannya yang amat mementingkan kaidah berbahasa yang enak dibaca dan perlu, mengutip sebuah majalah nasional terkemuka negeri ini.

Buku-buku lainnya adalah buku-buku karya sastra yang terus mencari jalan keluar dari kebuntuan pesatnya sastra negeri ini. Buku yang terus-menerus menyesuaikan diri dengan zaman dan terus mencari solusi terhadap pemecahan masalah-masalah bangsanya. Sastra yang harus membumi; dekatkan diri pada khalayak dan publik yang tidak tersekat-sekat. Buku -buku ini walaupun begitu terus saja menghidupi dirinya yang bertahan dalam gempuran globalisasi yang menghunjam ke titik terdalamnya bahasa negeri ini.

Buku yang liyan dengan buku-buku diatas adalah, barangkali, gambaran dari seorang pengembara yaitu buku kehidupan. Buku ini amat berbeda dengan buku-buku yang menggebrak dan memesona sebagaimana buku -buku yang diterangkan di atas. Buku ini justru berdiam dan bergerak dengan kehidupan yang terus mengalir bagai aliran air yang menuju lautan keabadian. Ia senyap dan tenang sekaligus menghanyutkan. Buku yang terus bertahan tuk jalani Belantara Kehidupan Yang Tak Terpermanai itu.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.