jelang 3 tahun perantauanku...

Kemarin, baru saja aku menuliskan tentang Pancasila, mendadak tiba-tiba aku menjadi teringat dengan pengalaman yang telah kulalui di tanah rantau ini

Ya, inilah kisahku saat ini yang ingin kutuliskan berbagi bersama siapa saja yang suka membaca blog ini. Semalaman aku kembali menginap di kost-an teman yang pernah bekerja bersama dalam satu proyek kepenulisan saat kali pertama menginjakkan kaki di bumi keraton ini. Tiba di Yogyakarta saat itu, rasa-rasanya perjalananku bagai disertai oleh kasihNya yang begitu besar.

Dua tahun sudah tak terasa aku di Yogyakarta ini. Namun, masih saja kehidupan yang kujalani ini belum menampakkan kemajuan yang berarti. Atau katakanlah secara sederhananya aku belum mampu mencukupi kebutuhan hidupku sehari-hari...



Tapi, aku tidak boleh menyerah pada keadaan yang macam ini. Akulah yang harus menguasai keadaan. Sebagaimana perjuangan pada seumumnya orang, hal-hal semacam itulah mula sebuah pencapaian yang besar. Kini aku bekerja di penerbitan Solomon yang berada di pusat perkotaan Malioboro Yogyakarta. Sebagai editor aku dipekerjakan disini.Sebulan sudah tak terasa aku bekerja di sini. Tapi, kok tapi sih, ya, memang tapi,aku belum lagi melaksanakan pekerjaan ini dengan semaksimal mungkin. Selalu saja aku merasa belum maksimal dengan keadaanku. Atau jangan-jangan ini semua di karenakan aku terlalu idealis. Tidak juga sebenarnya. Hanya saja memang aku butuh sesuatu yang terasa bermakna bagiku dalam hidup ini. Tidak sekadarnya atau dengan kata lain tidak mau menjadi biasa-biasa saja walau tingkah ini tetep bersikap biasa-biasa saja.

Begitulah kedirianku yang sebenar-benarnya. Sebagaimana profil FESBUK(FACEBOOK)-ku tertulis: aku hanya seorang perantau yang terus menciptakan kemajuan yang bermakna bagi kehidupan. Harus kugantikan tidak lagi berarti bagi diri sendiri, tetapi harus bermanfaat bagi orang lain atau sesama.
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, sabda Yesus yang menggugah dunia. Dan sebagaimana pula yang tertulis dalam hadits Nabi Muhammad SAW :Khoirukum anfa'ukum linnas.Terjemahan bebasnya kurang lebih begini:sebaik-baik kalian adalah yang memberi manfaat bagi sesama manusia.


Teringat dengan hal ini, sembari menambah kepercayaan diri yang kumiliki, ingin kukutipkan sebuah pasase seorang penulis Batak pada statusFBnya begini statusnya itu;
Kemandirian itu begitu penting, karena itu menunjukkan
kedewasaan. Hanya orang yang selalu menunjukkan tanda “kemandirian” akan mendapatkan sukses, apalagi ditopang oleh kemampuan personal untuk membentengi diri, tanpa harus iba dibantu. Atau hanya menunggu giliran dibantu. Tetapi kemandirian terlihat dari mampu untuk memberikan nilai pada kehidupannya.***

Begitu saja untuk hari ini, besok aku akan kembali menulis pada blog pribadiku ini sembari tetap mengasah dan melatih keterampilan menulis kala senggang. Mencuri-curi waktu menulis sembari mengedit buku-buku.Tetep stay online aku di sini. Begitulah... dan tak lupa segala-galanya ini karena menjelang tiga tahun perantauanku.Katakanlah dengan menulis di Blog ini aku sedang berikhtiar... sampai jumpa besok ya...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.