6 Tahun Sudah, PAT tinggalkan negeri...


 Pram dengan mesin tiknya





(Sumber: http://www.goodreads.com/book/show/13448486-pramoedya-ananta-toer-luruh-dalam-ideologi)

Perantau sedikit telat menuliskan ihwal ini. Karena tepatnya 30 April 2012, 6 tahun sudah tak terasa sosoknya tinggalkan negeri dan bangsa yang sangat dicintainya.Saat semua pecinta sastra dan sastrawan rame-rame mengenangkan 63 tahun kepergian sang "aku ini binatang jalang", seorang sastrawan besar lainnya yang tak kalah penting artinya bagi kesusastraan negeri ini seakan dilupakan dan terpinggirkan. Ya, dialah sastrawan tierra humana - bumi manusia : Pramoedya Ananta Toer(PAT) yang akrab disapa cukup dengan, Pram.

Banyaknya pemerhati sastra yang masih meneliti karya-karyanya sampai saat ini boleh jadi bukti nyata akan kebesaran seorang Pramoedya Ananta Toer. Pertengahan Februari 2012, beredar buku yang kembali mengkaji sosok dan karya -karya Pram dari seorang berkebangsaan Korea yang mencintai sastra Indonesia. Prof Koh Young Hun, namanya. Pramoedya mengggugat melacak jejak Indonesia, demikian anak ruhani atau buku yang merupakan disertasi Prof Koh Young Hun dari University of Malaya. Terakhir, Savitri Scherer, seorang jurnalis yang mencintai karya-karya Pram, mendedahkan disertasinya yang kini menjadi buku berjudul Pramoedya Ananta Toer luruh dalam ideologi. Demikianlah Pram, kajian dan penelitian tentang diri dan karya-karyanya tak pernah berkesudahan. Selalu saja ada yang menarik dan memantik rasa ingin tahu yang sangat jika membahas nama seorang "Pramoedya Ananta Toer".





Beberapa komunitas sastra dan para pecintanya diam-diam tetap mengenangkan kematiannya yang tak terasa sudah 6 tahun berlalu. Pram dikenangkan dengan diam dan tenang. Dengan membahas karya-karyanya yang terus mengabadi. Demikianlah Pram yang selalu dicurigai oleh sebagian pejabat pemerintahan negeri ini karena sosok dan karyanya selalu dianggap kontroversial.Maafkan kami, Pram...

Tengoklah beberapa gelintir opini dari sastrawan dan pengamat sastra kawakan tentang diri dan karya-karya seorang Pramoedya Ananta Toer:

A Teeuw yang memberikan penilaiannya, tulisnya: "Daya meyakinkan, ketabahan, dan kreativitas yang seumur hidup dipertunjukkan Pramoedya dalam penggunaan bahasa sebagai senjata paling ampuh dalam perjuangan untuk kebenaran, keadilan dan keindahan, menjadikannya pengarang terbesar abad ini(abad 20-pen), calon kuat untuk menerima kehormatan tertinggi sedunia, hadiah nobel untuk sastra." 

Lain lagi dengan Ajip Rosidi. Ajip yang merupakan sahabat baik bagi Pram itu pernah menuliskan bahwa dalam karangan-karangan Pramoedya Ananta Toer, manusia itu terasa hidup, berdarah serta bernyawa, justru karena berakar atas suatu ruang hidup. Ruang hidup atau lingkungan Pram yang menjadi kekhasan karyanya tentu saja Blora. Meskipun Pram sering mengkritik budaya Jawa, namun Pram tetap tak melupakan lingkungan dimana ia berpijak; lingkungan kebudayaan Jawa dalam setiap karya-karyanya.

Sedang Jakob Soemardjo pernah menuliskan begini: Gaya Prosanya dapat digolongkan sebagai angkatan 45. Mula-mula ia mengagumi "kesederhanaan baru" Idrus. Tapi, jelas Pram memiliki gaya sastranya sendiri. Banyak karya sastranya yang berkisah tentang revolusi Indonesia.Sebagian besar dari roman dan cerita pendeknya bersifat otobiografis. Sebab itu karya-karyanya bisa dikerjakan dengan sangat pekat, penuh keterlibatan diri (pikiran dan emosi) dan suasana cerita sangat menonjol. Walaupun terkadang ada kejanggalan teknik, tulis Jakob, namun kejanggalan itu mudah diampuni karena kehebatannya dalam menyuguhkan pengalaman batinnya. Demikianlah Jakob Soemardjo.

Pram sendiri pernah menggariskan bahwa dalam setiap tulisan-tulisannya itu diharapkan bisa memberi kekuatan kepada pembaca untuk tetap berpihak kepada yang benar, kepada yang adil, kepada yang indah. Nama Pram tak akan habis dilekang zaman. Namanya akan terus mengabadi sebagaimana anak-anak ruhaninya yang mengembara kemana-mana.Sastrawan yang memanusiakan manusia, yang menjunjung kemuliaan manusia(human dignity). Istirahatlah dengan tenang disana, Pram. Sayonara Pram.



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.