hidup

Hidup dan kehidupan, dua hal yang serupa tapi tak sama. Maaf, jikalau sebagai pengantarnya saja sudah bermumet-mumet begini. Bukan maksud hati untuk ini, tapi apa daya ia mengalir adanya.

Puji Tuhan. Syukur BagiMu.

Sebab hari ini tampak cerah. Walau tak cerah sekalipun aku akan tetep bersyukur padaMu untuk hidup dan kehidupan ini. Teringat kan hal ini mendadak berkelebatan pikiran filosofi Jawa yang membilangkan: urip neng ngalam ndonya mung mampir ngombe( hidup di dunia ini hanya mampir minum saja). Hidup yang hanya bersifat sementara saja, begitu singkatnya makna kalimat itu.

Hidup dan kehidupan, bagiku, rasa-rasanya tak boleh melupakan dua nama ini: Pram dan Heraclitus...




Pertama, sudah barang tentu meminjam kutipan sastrawan nobel Indonesia,Pram, tentang kehidupan dari buku Rumah Kaca: Kehidupan sungguh sangat sederhana yang hebat-hebat hanya tafsirannya. Pas banget. Begitu mendalamnya kalimat itu jika dihayati dan dicerap pelahan-lahan, seakan menghunjam hingga menuju kalbu yang terdalam.

Ataupun dari pemikiran luarnya, Heraclitus yang menuliskan Panta Rei, segala hal mengalir dalam hidup dan kehidupan. Tak ada yang tetap dalam kehidupan ini selain perubahan itu sendiri. Semua hal adalah berubah karena hidup itu sendiri. Alamiah. Sudah dari sananya begitu...

Di sela aktivitas rutin kantor yang membosankan, aku mencuri-curi waktu untuk menuliskan hal ini. Semilir angin menerobos jendela mengaliri gerak kehidupan yang hening pada sepetakan ruang. Di tengah semua ini aktivitas kehidupan masih ada. Tapi, ia jauh dari hiruk-pikuk. Seakan hanya kata-kata yang ada dalam monitorlah yang bergerak. Kasih Tuhan inilah yang membikin aku selalu bersyukur dan mengingatNya dimanapun diri berada. Tanpa kasihNya, sudah barang tentu aku bukan siapa-siapa. Tapi, dengan kasihNya aku bisa menjadi siapa-siapa, tanpa bermaksud jumawa. Begitu yang terasa pada pedalaman diri ini.

Cangkir kopi masih tersisa di depan meja komputer. Seperti kopi yang berseri-seri ketika dinginnya udara menyergap, maka kehidupan sehari-hari yang disyukuri serta dimaknai akan menimbulkan semangat hidup yang menggumpal padat. Ia mewarnai tingkah kita dalam bertindak. Kalau sudah begini, maka hidup dan kehidupan tak lagi membosankan sebagaimana sering terucap. Hidup dan kehidupan, tinggallah berjalan mengalir saja...

Dan aku, kamu, kita semua pada pokoknya tinggallah mengikuti saja.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.