Romantika Senja


 
Salam hati dan rinduku(diunduh dari: http://sofianblue.wordpress.com/tag/cerita/)

Senja. Minggu. Kemarin, kita bertemu di sudut sebuah kafe yang ramai. Suasana riuh rendah orang yang lalu lalang, datang dan pergi, menemani pertemuan kita. Kau hadir dengan begitu mendadak. Begitu apa adanya tapi itu semua tak mengurangi paras elok di wajahmu. Sikap ramahmu dan pancaran kedewasaan yang kau hadirkan itulah yang  membikin aku tak kuasa untuk berkata-kata lagi. Kau sudah setinggi bintang-gemintang yang bersinar terang di angkasa. Dan aku lebih seperti seekor pungguk yang merindukan bulannya. Kita masih menjaga sikap masing-masing. Belum terlalu akrab kesannya dan sudah menjadi kewajaran karena ini kali pertamanya kita bersua.

Bagiku itu sudah sangat berarti.  Tak perlu kau memikirkan hal-hal yang mengganggu ketenangan dan menjadi pikiran berat bagi dirimu. Bagiku, kita bersua dengan cara-cara yang malu-malu seperti itu saja sudah terasa membawa semangat baru bagiku. Ya, boleh dikatakan juga aku masih baru dalam hal begituan.


Tembang "Cinta Sebening Embun"nya Ebiet G Ade terdengar mengalun pelahan mengiringi ketikan tulisan ini. Maka, tulisan sekaligus salam rinduku ini kutitipkan saja pada senja yang menjadi perbatasan kisah kita. Aku akan selalu menanti kehadiranmu, duh, kekasih jiwaku dan kekasih hatiku. Semoga Tuhan menyertai kita.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.