Blues, Samsoe, dan Kopi

 

Perpaduan Kopi dan Djisamsoe ini tentulah menarik. (gambar diunduh dari:http://lockerz.com/s/31282138)


Jika pikiran sarat dengan beban berat persoalan kehidupan, cobalah nge-blues. Ini sama maksudnya dengan rehat dan bersantailah barang sejenak saja. Lalu kenapa kok mesti nge-blues? Sebelum menjawabnya, saya harus mengatakan bahwa ini semua adalah versi saya. Sekadar tambahan belaka bagi siapa yang membaca.

Ya, musik blues, dari versi Wikipedia yang masih belum sempurna, disebutkan, berasal dari komunitas budak-budak Afrika di Amerika Serikat. Apabila ditelusuri lebih jauh lagi, nampaklah benang merahnya bahwa blues bermuasal dari wilayah Afrika Barat. Musik Blues memiliki beragam corak dengan segala bentuknya. Jazz, R&B, Rock n Roll, dan lain sebagainya, tidak bisa tidak banyak terpengaruh oleh musik ini. Musisi Rock Gary Moore bahkan harus mengabadikan sebuah lagu tentang blues saking kuatnya pengaruh musik blues dalam dirinya. Yup, still got a blues, judulnya.  

Musik Blues-masih dalam versi Wikipedia yang belum sempurna-adalah musik kerja, musik puji-pujian spiritual orang Afrika yang sifatnya melankolis dan menyedihkan. Nah, itu dia. Blues, musik kerja yang penuh puja-puji, namun memiliki sifat yang melankolis dan menyedihkan. Cocok sekali dengan penggambaran kehidupan seorang manusia yang dipenuhi dengan berbagai permasalahan kehidupan yang menderanya. Jadi, sesekali, cobalah menikmati blues...

"Dji Sam Soe" sering dibilang dengan "Sam Soe" saja. Kembali, masih dari Wikipedia yang dalam tahap perintisan, rokok kretek yang satu ini  ternyata kuat mempercayai keberuntungan dan kesempurnaan dari angka "9".  '234' yang menjadi simbol nomornya, itu semua ketika dijumlahkan berjumlah "9" juga. Dan karyawannya, menurut Wikipedia, tak lebih dan tak kurang dari 234 orang! Samsoe, versi saya, adalah rokok "berat". Rokok itu seakan hendak menggambarkan kehidupan yang terasa "berat-berat" ini dinikmati saja. Ketika menghisapnya dalam-dalam, Samsoe akan menusuk paru-paru, juga, menusuk pikiran liar yang berbeban berat. Jadi, sekali lagi, nikmati saja yang "berat-berat" itu ketimbang mengeluh berkepanjangan tak ada juntrungannya!  Begitu.



Kopi adalah simbul kehidupan. Dan kehidupan, sebagaimana dilukiskan oleh Heraclitus, tak ada yang tetap alias selalu berubah(Panta Rei). Kopi dengan segala citarasanya. Di negeriku, kopi item yang pahit berpadu dengan putih gula yang manis.Jadilah! Dan hanya satu kata untuk menggambarkan ini semua;Seimbang. Kopi perlambang dari pahitnya hidup. Dan gula melambangkan manisnya hidup. Indonesia memiliki pepatah populer yang menggambarkan gula; Ada gula ada semut. Ya, si gula yang manis perlu mendampingi si kopi yang pahit. Perpaduan yang apik dan sempurnalah hasil dari keduanya itu. Demikianlah kehidupan. Ada saat jatuh-bangun, diatas-bawah, terpuruk dan berhasil, segalanya menyatu dalam kehidupan seorang manusia. Kopi dan gula telah berbaur dan menyatu dalam air panas. Nikmatlah rasanya. Dan ketika kehidupan yang dijalani tidak selalu berhasil, justru semakin"hidup"lah rasanya. Sebab, seorang manusia mengalami "kejatuhan" supaya ada "kebangkitan" dalam dirinya. Dan kepahitan yang dirasa dan dijalani dalam hidup ini terus mengalir dalam aliran kehidupan yang tak pernah berhenti.  Demikianlah.

Blues, Samsoe, dan Kopi, semua itu hanyalah perlambang yang menghadirkan kepahitan dan keberatan hidup yang kerap dialami manusia. Namun demikian, perpaduan dari keseluruhannya, juga benang merahnya tulisan ini ; Hidup itu bukan hanya yang "enak-enak" saja. Hidup-kapan saja dan dimana saja-tentulah memiliki pahit-manisnya masing-masing.Tak selamanya hidup berisikan kisah-kisah sukses. Yang pasti adalah:Hidup itu perjuangan!

Tabe!

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.