Setahun di I:boekoe

Pagi itu jam 9-an kami para periset Kronik Kebangkitan Indonesia yang telah diseleksi sebelumnya melalui tes tertulis maupun wawancara berkumpul di I:boekoe cabang Yogyakarta. Satu angkatanku berjumlah 10 orang ketika itu. Kami belum tahu apa yang akan dikerjakan selanjutnya dalam proyek menyambut seabad kebangkitan nasional ini. Tapi yang pasti kami amat bangga setelah diterima bekerja di tempat yang saya pikir penuh dengan idealisme dan pikiran murni untuk merekam jejak sejarah bangsa Indonesia melalui Kronik. Itulah gambaran singkat keberadaanku di I: boekoe Yogyakarta 28 Januari 2008, setahun lalu. Karena ini sifatnya kontemplasi, maka tulisan inipun memfokuskan pada keberadaan diri sendiri dalam pergulatan dengan dunia pekerjaan dan jalan hidupku di perantauan.

Hidup di perantauan membuatku tampak berbeda dengan teman-temanku yang lainnya. Ceritaku di perantauan sebelum ke Yogyakarta kepada teman-teman seangkatanku ditanggapi dengan respon yang cukup positif. Aku juga senang berkenalan dengan mereka. Setelah Gus Muh memaparkan Job Description( pembagian tugas) kepada kami, aku mendapatkan tugas Kronik tahun 1984 yang mana tugasnya adalah mencari data dan mengumpulkan data dari buku, koran, majalah, arsip-arsip, bahkan internet dan lain sebagainya untuk mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dimulai dari 1 Januari 1984 hingga 31 Desember 1984. Setelah data berhasil terkumpul, tiba saatnya data- data tersebut diketik kembali kedalam komputer dan pada akhirnya akan menjadi sebuah buku. Pedoman Penulisan Kronik juga dibagi satu per satu kepada kroniker (orang-orang yang bertugas mengumpulkan kronik/waktu).




Pedoman penulisan Kronik Seabad Kebangkitan Nasional ini berdasarkan karya yang pernah ditulis oleh sastrawan Pramoedya Ananta Toer (PAT) pada masa revolusi Kemerdekaan tahun 1945-1949. Dengan melihat contoh dari buku PAT Kronik Revolusi Indonesia itulah ada sedikit gambaran bagaimana kami mencatat setiap peristiwa-peristiwa penting di Indonesia. Tidak terasa akhirnya pertemuan itu selesai. Teman-temanku sudah berpulangan ketempatnya masing-masing. Sementara aku masih tetap tinggal di I: boekoe Yogyakarta ini. Ketika itulah aku pertama kali menetap dengan hati yang mantap di Yogyakarta ini.

Hari ini jam dikomputer menunjukkan pukul 3:36 pagi, Kamis 29 Januari 2009. Tidak terasa sudah satu tahun rupanya aku bekerja ditempat ini. Itu artinya sudah banyak pula segala hal-ihwal yang aku rasakan di Jl. Patehan Wetan No. 3, Alun-Alun Selatan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta ini. Melalui catatanku ini kembali aku merenungkan kiprahku, jalan hidupku yang sedikit banyak telah kuabaikan dalam perantauanku di Yogyakarta. Aku belum menginsyafi keadaanku, aku belum memiliki perencanaan yang jelas dan kongkrit. Sementara I: boekoe tempat aku bekerja selama ini sedang dinon-aktifkan. Aku harus mulai belajar menulis dari hal-hal yang kecil yang sering diabaikan orang. Tidak perlu hal-hal yang njelimet untuk belajar menulis menjadi beban pikiranku, begitu pesan seorang mbah kepadaku. Sak benere, Sak mestine, Sak kepenake.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.