my life as a ...

Entahlah, aku bingung harus kutuliskan apa titik-titik diatas. Biarlah waktu yang menjawabnya. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menuliskannya. Katakanlah, tak ada yang bisa kulakukan dengan keadaan yang membikin aku sepenuh-penuhnya taat dan menjadi seorang penurut yang tiada duanya.

Semua itu hanya untuk bisa bertahan dan menyambung hidup semata. Lain itu tak ada. Oleh sebab itu, ya, mau tidak mau - suka tidak suka aku menuruti dan mematuhi belaka sembari terus melatih dan mengasah kemampuan menulis ini. Bagaimana menurut teman-teman?
Apa pula kabar kalian semua, di mana pun kalian berada? Kuharap kalian semua dalam keadaan yang tak sama sebagaimana yang terjadi denganku.



Rasa-rasanya tak ada yang memahami dengan baik selain daripada kasihNya yang terus menemani perjalanan hidup yang sudah dilalui. Pelahan tapi pasti kasihNya menuntunku kepada kepastian yang nyata.

Dan beginilah cerita atau peristiwa beberapa waktu yang lalu yang menyebabkanku terus menuliskan pengantar macam di atas itu:
Awalnya si bos memanggil seperti biasanya. Barangkali ada keperluan penting lainnya, pikirku. Alangkah terkejutnya diri ini ketika kuketahui bahwa aku harus mewawancarai dua wanita muda yang juga turut melamar bekerja di penerbitan ini. Baru sebulan aku disini sudah diserahkan tugas untuk mewawancarai. Ya, sebagaimana umumnya orang-orang yang bekerja di penerbitan buku ; ingin selalu memberikan yang terbaik dari penerbitannya, ya, mau gak mau, suka gak suka, kucontoh pula model macam itu.

Dan sekarang aku pun mencoba menikmati keadaan, yang entah, harus bagaimana pula aku menyikapinya ; hal macam begini ini?!!
Ya, segalanya hanya kuserahkan padaNya. Tanpa kasihNya tak akan bisa apa-apa diri ini. Iya toh?!!
Dan pelahan-lahan diiring dalam kasihNya, dan yang selalu menyatakan hadiratnya dalam kehidupan, kujalani Belantara Kehidupan Yang Tak Terpermanai.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.